Hari AIDS Sedunia jatuh pada tanggal 1 Desember tiap
tahunnya. Sejumlah kegiatan yang bertujuan “penanggulangan HIV/AIDS”
diselenggarakan pada hari tersebut. Penyelenggara kegiatan bisa dari bermacam-macam golongan,
organisasi, maupun profesi. Target dari kegiatan biasanya kepada anak-anak atau
remaja. Berbagai “motif” pun ikut serta
dalam kegiatan-kegiatan yang terdapat di Hari AIDS Sedunia ini. Alhasil, kegiatan
yang diselenggarakan hanya sekedar ikut-ikutan atau tidak relevan terhadap
temanya.
Sebagian masyarakat salah kaprah menanggapi Hari AIDS
Sedunia ini. Mereka menganggap Hari AIDS Sedunia sama saja dengan hari besar
yang lain tanpa mengetahui maksud dari hari tersebut adalah sebagai peringatan
kepada seluruh manusia akan bahayanya infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus).
Jadi, pantaskah Hari AIDS Sedunia diisi dengan kegiatan
hiburan? Apa hanya dengan memakai pita merah terlipat dan membagikan mawar
untuk pengendara di jalan dapat memberitahukan maksud Hari AIDS Sedunia kepada
masyarakat? Lantas apa yang masyarakat dapatkan dari serangkaian kegiatan yang
seperti ini? Hal inilah yang patut dipertanyakan.
Hari AIDS Sedunia pertama kali dicetuskan oleh James W.
Bunn dan Thomas Netter pada Agustus 1987. Tanggal 1 Desember dipilih sebagai
Hari AIDS karena pada tanggal tersebut merupakan tanggal mati dalam kalender berita. Disebut tanggal
mati karena 1 Desember cukup lama setelah pemilu AS pada tahun 1988 dan cukup
dekat dengan libur Natal.
Seperti yang telah kita ketahui, virus HIV merupakan
virus yang sangat mematikan dan menakutkan. Pasalnya, jika terserang virus ini,
maka penderita secara perlahan akan terkena AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome), dimana daya tahannya sudah rusak atau hilang.
Hal yang tidak kalah menakutkan lainnya adalah cara
penularannya. Penderita HIV/AIDS dengan sangat mudah menularkan penyakitnya
kepada orang-orang. HIV ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit
dalam dengan cairan tubuh yang mengandung HIV. Penularan dapat terjadi melalui
hubungan intim, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi, serta
bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tersebut. Maka dari itu, penderita
HIV/AIDS rentan mendapat hukuman sosial seperti pengasingan, penolakan, dan
diskriminasi oleh orang-orang sekitarnya.
Berdasarkan laporan perkembangan HIV/AIDS oleh
Kementerian Kesehatan RI Triwulan II tahun 2013, disebutkan bahwa jumlah
kumulatif infeksi HIV sampai dengan Juni 2013 sebanyak 108.600 jiwa, sedangkan
jumlah kumulatif AIDS sebanyak 43.667 jiwa. Jumlah AIDS terbanyak dilaporkan
dari Papua.
Betapa menyedihkan bagi mereka yang telah terinfeksi
HIV/AIDS dan betapa menyedihkan melihat masyarakat awam yang bertindak seakan
mengerti sepenuhnya tentang Hari AIDS Sedunia. Para tokoh penting dan
selebritis berlomba-lomba menggunakan Hari AIDS Sedunia untuk mendapatkan
perhatian masyarakat. Tidak menjadi suatu masalah jika kegiatan itu benar-benar
bermanfaat dan tepat sasaran, tapi jika kegiatan yg dilakukan tidak memberi dampak positif kepada
masyarakat alangkah lebih baik untuk tidak menyelenggarakannya.
Memperingati Hari AIDS Sedunia tidak hanya dengan
memasang spanduk atau baliho di jalanan, membagikan mawar, maupun
menyelenggarakan konser, tetapi dengan memberikan informasi dan pendidikan
kepada masyarakat umum mengenai penyebab serta bahaya HIV/AIDS. Akan lebih baik
lagi untuk menyosialisasikan kepada masyarakat pelosok yang kekurangan
informasi dengan penerangan yang lebih mudah untuk mereka mengerti. Di samping
mereka susah mengerti, mereka juga terkadang tidak peduli dengan hal yang
seperti ini. Oleh karenanya, mereka harus menjadi perhatian khusus bagi
pemerintah dalam sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS. Bukan hanya dengan
melakukan seminar atau sosialisasi di kota yang mayoritas pesertanya adalah
orang yang sudah mengerti akan HIV/AIDS.
Sebagai contoh, materi pendidikan dan informasi dari
kegiatan seminar yang diselenggarakan baik di sekolah, universitas, hingga
gedung lainnya tentu akan sulit dicapai oleh masyarakat desa. Hari Peringatan
AIDS di Bundaran HI tidak akan membawa manfaat bagi masyarakat pinggir sawah. Jadi,
hal inilah yang patut kita perhatikan untuk perbaikan kedepannya.
Dalam memperingati Hari AIDS Sedunia pada tanggal 1
Desember tiap tahunnya, sudah semestinya kita menginstropeksi diri dan
mengingatkan satu sama lain akan bahayanya HIV/AIDS. Lakukan kegiatan yang
bersifat edukasi kepada masyarakat mengenai penanggulangan HIV/AIDS sehingga
dapat meminimalisir korban. Sebaiknya tidak menyelenggarakan kegiatan yang
tidak penting seperti yang bersifat hiburan di Hari AIDS Sedunia karena
seharusnya kita memikirkan mereka yang
sedang bertahan hidup melawan penyakit yang mematikan ini, yaitu AIDS.
oleh: Mulya Muttawaqqil
Teknik Industri FT-Unsyiah 13