Perisai Air Mata


Terbaring lemah, Menatap langit yang tertutup
Lirikan ujung mata kekanan dan kiri
Menitikkan air mata rasa kesakitan
Air mata yang menetes tanpa henti
Mencerminkan kesalahan nyata mas alalu
Kesengajaan atau ketidaksengajaan
Telah membaringkannya kini
Tubuhnya mati,namun bernyawa
Menyisakan tulang yang terbungkuskan kulit

Renungan yang setia menemani
Menusuk menembus tulang yang rapuh
Sakit, sungguh sakit, namun tak terelakkan
Diasingkan, dijauhi, ditelantarkan
Dia tak pantas diacuhkan
HIV/AIDS telah mencabik - cabiknya
Dia tak mampu sendiri melawan dengan air mata
Dia membutuhkan teman yang nyata
Yang setia menorehkan senyuman diwajahnya
Yang mampu menyatukan tubuhnya yang remuk
Yang mampu menjadi perisai dalam teriakan kesakitannya
Lupakan masa lalunya, tataplah dia yang kini

oleh: Al Muttaqin
Teknik Industri FT-Unsyiah'12